DINEWS.ID, SUKABUMI – Belasan ekor sapi di lapak penjualan hewan kurban di wilayah Kelurahan Nyomplong, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi, Jawa Barat terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) dan Lumpy Skin Disease (LSD).
Penemuan itu diketahui usai Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi melakukan pemeriksaan kesehatan hewan terhadap puluhan lapak penjualan hewan kurban di Kota Sukabumi, Jawa Barat.
Baca Juga : Imbas Gelombang Panas Ekstrem 98 Orang di India Meninggal Dunia
Rianciannya, 10 ekor terjangkit PMK dan empat ekor lainnya terjangkit LSD.
Kepala DKP3 Kota Sukabumi Adrian Hariadi menyampaikan penemuan tersebut setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan di 66 lapak penjualan hewan kurban.
“Kini, sapi yang terindikasi PMK dan LSD telah kami lakukan karantina dan diberikan pengobatan,” kata Adrian kepada wartawan, belum lama ini.
Atas adanya temuan tersebut, Adrian mengungkapkan akan terus melakukan pengawasan di seluruh lapak di berbagai wilayah di Kota Sukabumi, terlebih mendekati Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah.
Adrian menduga belasan sapi itu tertular PMK atau LSD ketika dalam perjalanan dari luar daerah menuju Kota Sukabumi. Sebab, penyakit itu akan menyerang saat kondisi kesehatan sapi sedang menurun.
Baca Juga : Deretan Outfit Muslimah ala Inara Rusli yang Bisa Kamu Tiru
Ia mengimbau, kepada penjual hewan kurban di wilayah Kota Sukabumi agar memastikan kondisi kesehatan hewan maupun kandangnya.
Apabila ditemukan adanya hewan kurban yang terjangkit penyakit PMK atau LSD untuk segera memisahkan atau mengkarantina juga dapat menghubungi petugas DKP3 Kota Sukabumi.
Menurutnya, penanganan PMK dan LSD terhadap hewan ternak ini harus jadi perhatian khusus, sebab kata dia kedua penyakit itu mudah menular, sehingga hewan ternak yang dicurigai terjangkit virus harus segera dipisahkan, khususnya hewan kurban.
Hingga kini tercatat ada 1.404 hewan kurban yang dijual di lapak-lapak yang sudah dilakukan pemeriksaan kesehatan. Dengan rincian 700 domba, 4 kerbau dan 700 sapi.
Hewan kurban yang lolos pemeriksaan kesehatan, sambung Adrian dipasang tanda di bagian telinga dan mempunyai barcode sebagai tanda telah dilakukan vaksinasi.
Tujuannya, agar calon konsumen dapat mengetahui kondisi riwayat kesehatan hewan. Dan pemeriksaan serupa akan terus dilakukan hingga hari H penyembelihan hewan kurban. *