DINEWS.ID – 9 orang tewas dan puluhan orang lainnya terluka, setelah jet tempur Rusia membom sebuah kota di Provinsi Idlib, yang dikuasai pemberontak Suriah, Minggu 25 Juni 2023.
Saksi menyebut serangan rudal itu menghantam pasar dalam kondisi ramai.
“Sekitar 30 menit setelah penyerangan, saya pergi ke lokasi. Saya melihat gerobak berisi tomat berserakan di tanah dan ada darah di mana-mana,” kata saksi Ahmad Rahhal.
Menurut keterangan White Helmets, ini adalah hari kedua serangan udara di daerah itu menjelang hari raya Idul Adha. Selama empat hari terakhir juga sempat terjadi tembakan artileri di kota tersebut.
Sementara itu dilansir Al Jazeera, seorang pemantau lokal menyebut dua pesawat Su-24 Rusia menargetkan kota Idlib, kota Benin dan daerah pegunungan al-Arbeen dengan lima serangan. Sementara Su-34 Rusia menghantam pasar di Jisr al-Shughur.
Dewan Direksi Pertahanan Sipil Suriah, Ahmed Yazji, menyebut rezim Suriah dan serangan Rusia di wilayah itu telah mengalami peningkatan eskalasi dalam beberapa hari terakir.
Dia mengatakan baik itu Presiden Suriah Bashar al-Assad maupun pasukan Rusia, terus menambah serangan hingga warga setempat kesulitan menyelamatkan para korban tewas dan yang terluka.
“Rezim Assad dan Rusia sedang memerangi kami. Mereka hanya peduli untuk menimbulkan jumlah korban dan cedera sebanyak mungkin,” ungkap Yazji.
Pasukan Suriah, yang didukung oleh Rusia, juga menembaki pinggiran kota Sarja dan Al-Rawihah di selatan Idlib.
Selama enam hari berturut-turut terjadi pengeboman tanpa henti di beberapa bagian barat laut Suriah, yang terletak di sepanjang perbatasan dengan Turki.
Damaskus dan Moskow di masa lalu mengklaim bahwa mereka hanya menargetkan kelompok pemberontak dan bukan warga lokal.
Pasukan Suriah, yang didukung oleh Rusia, juga menembaki pinggiran kota Sarja dan Al-Rawihah di selatan Idlib.
Selama enam hari berturut-turut terjadi pengeboman tanpa henti di beberapa bagian barat laut Suriah, yang terletak di sepanjang perbatasan dengan Turki.
Damaskus dan Moskow di masa lalu mengklaim bahwa mereka hanya menargetkan kelompok pemberontak dan bukan warga lokal. *
Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News