DINEWS.ID – 1 Dzulhijjah 1444 Hijriah telah ditetapkan pemerintah jatuh pada tanggal 20 Juni 2023 hari ini.
Bulan Dzulhijjah adalah bulan yang memiliki keutamaan, salah satunya disebutkan dalam hadists nabi.
Rasulullah SAW bersabda:
ما من أيام العمل الصالح فيهن أحب إلى الله من هذه الأيام العشر. قالوا ولا الجهاد في سبيل الله؟ قال: ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله ولم يرجع من ذالك بشيء. (رواه البخاري)
“Tidak ada hari yang amal shalih lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari yang sepuluh ini (10 awal Dzulhijjah).” Para sahabat bertanya: “Apakah lebih baik daripada jihad fii sabiilillaah?” Beliau bersabda, “Iya. Lebih baik daripada jihad fii sabiilillaah, kecuali seseorang yang keluar berjihad dengan harta dan jiwa raganya kemudian dia tidak pernah kembali lagi (mati syahid).” (HR. Al Bukhari)
Keutamaan Bulan Dzulhijjah
Melansir dari laman muslim.or.id, berikut ini keutamaan Bulan Dzulhijjah yang perlu diketahui.
1. Islam Disempurnakan Pada Bulan Dzulhijjah
Allah berfirman:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagi kalian agama kalian, dan telah Aku sempurnakan nikmat-Ku atas kalian, dan Aku telah meridhai Islam itu agama bagi kalian.” (Qs. Al Maidah: 3)
Para ulama sepakat bahwa ayat itu turun di bulan Dzulhijjah saat haji wada’ di hari Arafah.
Hal ini berdasarkan atsar dari Umar bin Al Khaththaab radhiyallaahi ‘anhu, bahwasanya seorang ulama Yahudi berkata kepada Umar, “Wahai Amiirul Mu’miniin, tahukah engkau satu ayat dalam kitab suci kalian yang kalian baca, yang jika seandainya ayat itu turun kepada kami maka kami akan jadikan hari turunnya ayat tersebut sebagai hari raya.”
Umar berkata, “Ayat apakah itu?”
Yahudi itu membacakan ayat tersebut, “Al yauma akmaltu lakum….”
Umar pun berkata, “Sungguh kami telah mengetahui di mana dan kapan ayat itu turun. Ayat itu turun pada saat Nabi sedang berada di padang Arafah di hari Jum’at.” (HR. Al Bukhari)
2. Terdapat Hari yang Agung
Bulan Dzulhijjah juga memiliki keistimewaan karena di dalamnya terdapat satu hari yang Agung. Hari itu adalah hari Arafah.
Pada hari tersebut, umat Islam yang tidak sedang melaksanakan ibadah Haji disunnahkan untuk berpuasa.
Puasa Arafah dapat menggugurkan dosa-dosa selama dua tahun. Pahala puasa Arafah (9 Dzulhijjah) lebih afdhal daripada pahala puasa Asyura (10 Muharram).
Rasulullah SAW bersabda:
صوم عاشوراء يكفر السنة الماضية وصوم عرفة يكفر السنتين الماضية والمستقبلة (رواه النسائي)
“Puasa Asyura dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu, dan puasa Arafah itu dapat menghapuskan dosa selama dua tahun, setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” (HR. An Nasaa’i)
3. Darah-darah Hewan Kurban Ditumpahkan Terbanyak di Bulan Dzulhijjah
Rasulullah SAW bersabda:
أفضل الحج العج والثج
“Sebaik-baik pelaksanaan haji adalah yang paling banyak bertalbiyah dan yang paling banyak berhadyu (menyembelih hewan sebagai hadiah untuk fuqara’ Makkah).” (HR. Abu Ya’la, An Nasaa’i, Al Haakim, dan Al Baihaqi. Syaikh Al Albaani menilai hadits ini hasan)
Bulan Dzulhijjah selain sebagai bulan Haji, juga disebut sebagai bulan kurban, karena banyaknya hewan kurban yang disembelih pada bulan tersebut.
4. Bulan Muktamar Umat Islam Tingkat Dunia
Di hari Arafah, umat Islam yang datang dari seluruh penjuru dunia untuk melaksanakan ibadah haji berkumpul di padang Arafah. Hal itu dilakukan demi prosesi puncak pelaksanaan manasik haji, yaitu wukuf di Arafah.
Rasulullah SAW bersabda:
الحج عرفة (رواه الجماعة)
“Haji itu (wukuf) di Arafah.” (HR. Al Jama’ah)
Macam-macam Amalan yang Dianjurkan
Adapun untuk mendapatkan keutamaan di bulan haji ini, berikut berbagai amalan dapat dilakukan sebagaimana dilansir dari laman almanhaj.or.id.
1. Melaksanakan Ibadah Haji Dan Umrah
Amalan ini adalah amal yang paling utama untuk dilakukan ketika memasuki bulan Dzulhijjah atau bulan Haji. Hal ini berdasarkan hadits shahih.
Sabda Rasulullah SAW:
العمرة إلى العمرة كفارة لما بينهما والحج المبرور ليس له جزاء إلا الجنة
“Dari umrah ke umrah adalah tebusan (dosa-dosa yang dikerjakan) di antara keduanya, dan haji yang mabrur balasannya tiada lain adalah Surga.” (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Berpuasa, Terutama Pada Hari Arafah
Tidak disangsikan lagi bahwa puasa adalah jenis amalan yang paling utama, dan yang dipilih Allah untuk diri-Nya. Disebutkan dalam hadist Qudsi,
الصوم لي وأنا أجزي به ، انه ترك شهوته وطعامه وشرابه من أجلي
“Puasa ini adalah untuk-Ku, dan Aku lah yang akan membalasnya. Sungguh dia telah meninggalkan syahwat, makanan dan minumannya semata-mata karena Aku”.
Sementara itu, diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa Rasulullah SAW bersabda:
صيام يوم عرفة أحتسب على الله أن يكفر السنة التي قبله والتي بعده .
“Berpuasa pada hari Arafah karena mengharap pahala dari Allah melebur dosa-dosa setahun sebelum dan sesudahnya.”
3. Takbir Dan Dzikir
Sebagaimana firman Allah Ta’ala:
وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ
“…. dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan …”. (Qs. Al-Hajj: 28].
Para ahli tafsir menafsirkan hari-hari yang telah ditentukan tersebut dengan 10 hari pertama dari bulan Dzulhijjah. Karena itu, para ulama menganjurkan untuk memperbanyak dzikir pada hari-hari tersebut, berdasarkan hadits berikut:
فأكثروا فيهن من التهليل والتكبير والتحميد
“Maka perbanyaklah pada hari-hari itu tahlil, takbir dan tahmid.” (HR. Ahmad dan Tabrani).
Takbir yang dianjurkan juga dilakukan dengan mengeraskan suara ketika berada di pasar, rumah, jalan, masjid dan lain-lainnya. Sebagaimana firman Allah:
وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ
“Dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu …”. (Qs. Al-Baqarah: 185).
Dan diperbolehkan berdzikir dengan yang mudah-mudah. Seperti, takbir, tasbih dan doa-doa lainnya yang disyariatkan.
4. Bertaubat
Bertaubat dengan meningkatkan ketaatan serta meninggalkan segala maksiat dan dosa juga dianjurkan untuk dilakukan. Sehingga, akan mendapatkan ampunan dan rahmat dari Allah SWT.
Disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah bersabda:
ان الله يغار وغيرة الله أن يأتي المرء ما حرم الله علي
“Sesungguhnya Allah itu cemburu, dan kecemburuan Allah itu manakala seorang hamba melakukan apa yang diharamkan Allah terhadapnya.”
5. Banyak Beramal Shalih
Amalan ini dapat dilakukan seperti, salat, sedekah, jihad, membaca Al-Qur’an, amar ma’ruf nahi munkar dan lain sebagainya. Sebab, amalan-amalan yang dikerjakan pada hari itu akan dilipat gandakan pahalanya.
Bahkan, amal ibadah yang tidak utama, bila dilakukan pada hari itu akan menjadi lebih utama dan dicintai Allah, daripada amal ibadah pada hari lainnya meskipun merupakan amal ibadah yang utama. Bahkan jihad sekalipun, sebagaimana disebutkan dalam hadits sebelumnya.
6. Takbiran
Ini adalah salah satu amalan yang juga identik dengan Idul Adha. Dalam takbiran dianjurkan untuk dikeraskan suaranya.
Disebutkan bahwa ada 2 macam takbir dalam hari raya. Yakni takbir muthlaq dan takbir muqayyad.
Takbir muthlaq adalah takbiran yang dapat dilakukan setiap saat, siang ataupun malam sampai shalat Ied dilaksanakan. Dengan kata lain tidak terbatas waktu dan tempat.
Sementara takbir muqayyad adalah takbir yang dilakukan setiap selesai shalat fardhu dan dikerjakan secara berjamaah.
7. Berkurban
Hal ini adalah sunnah Nabi Ibrahim AS, yakni ketika Allah SWT menebus putranya dengan sembelihan yang agung. Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW.
وقد ثبت أن النبي صلى الله عليه وسلم ضحى بكبشين أملحين أقرنين ذبحهما بيده وسمى وكبّر ووضع رجله على صفاحهما
“Berkurban dengan menyembelih dua ekor domba jantan berwarna putih dan bertanduk. Beliau sendiri yang menyembelihnya dengan menyebut nama Allah dan bertakbir, serta meletakkan kaki beliau di sisi tubuh domba itu”. (Muttafaq ‘Alaih).
8. Tidak Bercukur dan Memotong Kuku Bagi yang Ingin Berkurban
Diriwayatkan oleh Muslim dan lainnya, dari Ummu Salamah bahwa Rasulullah bersabda:
إذا رأيتم هلال ذي الحجة وأراد أحدكم أن يضّحي فليمسك عن شعره وأظفاره
“Jika kamu melihat hilal bulan Dzul Hijjah dan salah seorang di antara kamu ingin berkurban, maka hendaklah ia menahan diri dari (memotong) rambut dan kukunya”.
Hal ini, mungkin, untuk menyerupai orang yang menunaikan ibadah haji dan menuntun hewan kurbannya. Firman Allah:
وَلا تَحْلِقُوا رُءُوسَكُمْ حَتَّى يَبْلُغَ الْهَدْيُ مَحِلَّه
“….. dan jangan kamu mencukur (rambut) kepalamu, sebelum kurban sampai di tempat penyembelihan…”. (Qs. Al-Baqarah: 196).
Larangan ini, menurut zhahirnya, hanya dikhususkan bagi orang yang berkurban saja. Tidak termasuk istri dan anak-anaknya, kecuali jika masing-masing dari mereka berkurban.
Di sisi lain, diperbolehkan membasahi rambut serta menggosoknya, meskipun terdapat beberapa rambutnya yang rontok.
9. Melaksanakan Salat Idul Adha dan Mendengarkan Khutbahnya
Setiap muslim hendaknya memahami hikmah disyariatkannya hari raya ini. Idul Adha adalah hari bersyukur dan beramal kebajikan.
Karena itu sebaiknya hari ini tidak dijadikan sebagai hari keangkuhan dan kesombongan. Begitu juga tidak dijadikan sebagai kesempatan bermaksiat yang bisa menyebabkan terhapusnya amalan yang telah dilakukan sebelumnya.
Melaksanakan Shalat Idul Adha dan mendengarkan ceramah menjadi amalan puncak yang paling utama di bulan Dzulhijjah.
10. Mengisi hari-hari dengan melaksanakan syariat Islam
Hendaknya setiap muslim dan muslimah mengisi hari-hari ini dengan melakukan ketaatan, dzikir dan syukur kepada Allah. Selain itu, juga melaksanakan segala kewajiban dan menjauhi segala larangan serta memanfaatkan kesempatan ini dan berusaha memperoleh kemurahan Allah agar mendapat ridha-Nya. *