Australia Ancam Twitter Denda 700 Ribu Dolar, Penyebabnya Terungkap!

Twitter
Ilustrasi Twitter. Foto : Freepik.com

DINEWS.ID – Pengawas keamanan internet Australia telah memberikan waktu 28 hari kepada Twitter untuk membersihkan konten ujaran kebencian di platformnya, dan mengancam akan mendenda perusahaan tersebut jika tidak mematuhinya.

Melansir Aljazeera, Kamis 22 Juni 2023, Twitter telah menjadi platform yang paling banyak dikeluhkan di Australia sejak Elon Musk, salah satu orang terkaya di dunia dan seorang yang memproklamirkan diri sebagai “penganut kebebasan berbicara”, mengambil alih kendali perusahaan ini tahun lalu.

Perusahaan ini kemudian mencabut larangan terhadap 62.000 akun, termasuk yang terkait dengan orang-orang yang menyebarkan retorika Nazi, dan komisioner keamanan elektronik Julie Inman Grant mengatakan bahwa platform ini bertanggung jawab atas satu dari tiga keluhan tentang kebencian daring di Australia, meskipun jumlah penggunanya jauh lebih sedikit daripada TikTok, Facebook, atau Instagram.

Inman Grant, yang pernah bekerja untuk Twitter, memberikan waktu 28 hari kepada perusahaan tersebut untuk menunjukkan keseriusan mereka dalam mengatasi masalah ini atau menghadapi denda sebesar 700.000 dolar Australia ($476.000) untuk setiap hari yang terlewat dari tenggat waktu.

“Twitter tampaknya telah melewatkan kesempatan untuk mengatasi kebencian,” kata Inman Grant, yang bekerja di bidang keamanan siber di perusahaan tersebut.

“Kami membutuhkan akuntabilitas dari platform-platform ini dan tindakan untuk melindungi penggunanya, dan Anda tidak dapat memiliki akuntabilitas tanpa transparansi,” katanya.

Musk telah memecat lebih dari 80 persen tenaga kerja global, termasuk banyak moderator konten yang bertanggung jawab untuk membasmi penyalahgunaan, sejak mengambil alih kendali perusahaan pada Oktober 2022.

Namun, CEO baru perusahaan, Linda Yaccarino, tampaknya mengambil langkah yang berbeda, dengan mengatakan minggu lalu bahwa visinya untuk Twitter adalah menjadikannya sumber informasi real-time paling akurat di dunia dan alun-alun global untuk komunikasi. *

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *