Taiwan Menolak Izin Masuk Pejabat Tiongkok untuk Pameran Wisata Internasional

pameran wisata internasional

DINEWS.ID – Taiwan telah menolak permohonan dari para pejabat Tiongkok untuk sebuah pameran wisata internasional bulan depan, pihak berwenang beralasan karena situasi lintas selat saat ini dengan Tiongkok.

Ketegangan antar kedua negara itu berawal saat adanya penutupan perbatasan yang disebabkan pandemi beberapa tahun kebelakang.

Taiwan membuka kembali perbatasannya untuk sebagian besar wisatawan pada bulan Oktober, namun wisatawan dari Tiongkok tetap dilarang masuk. Pulau ini juga tidak mengizinkan kelompok tur dari wilayahnya untuk memasuki China, meskipun wisatawan perorangan bebas melakukannya.

Baca Juga : Suhu Panas Ekstrem Menewaskan Lebih dari 100 Jiwa di Meksiko

Melansir channelnewsasia.com, Jumat 30 Juni 2023, Penyelenggara Pameran Perjalanan Musim Panas Internasional Taipei telah mengundang pejabat pariwisata provinsi dari China, namun permohonan mereka ditolak.

“Setelah mempertimbangkan situasi lintas selat secara keseluruhan,” kata Badan Imigrasi Nasional.

“Ada keraguan atas kebutuhan, urgensi dan ketidaktergantikan partisipasi mereka, dan oleh karena itu aplikasi mereka tidak disetujui,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga : Bandar dan Pengedar Narkoba di Bogor Diringkus, Ganja Serta Sabu Disita

Sementara itu, Dewan Urusan Daratan Taiwan, yang menangani masalah lintas selat mengatakan sekitar 70 pejabat ditolak izin masuknya.

“Hampir 200 operator dan pelaku (pariwisata) dari Tiongkok masih menghadiri pameran tersebut,” kata juru bicara Jan Jyh-horng.

Kantor Urusan Taiwan China pada hari Rabu mengkritik Taipei atas pembatasan perjalanan pada tur kelompok dari Taiwan ke China.

“Mereka harus menghadapi keinginan dan harapan mayoritas masyarakat Taiwan dan industri pariwisata, dan mencabut pembatasan yang tidak masuk akal terhadap tur kelompok,” kata juru bicara Zhu Fenglian.

Dia menambahkan bahwa Taiwan juga harus menciptakan kondisi untuk pertukaran industri pariwisata lintas selat.

Namun, Jan pada hari Kamis mengatakan bahwa ada beberapa kasus di mana warga Taiwan menghadapi segala macam pelecehan, penahanan dan perlakuan yang tidak bersahabat sejak Beijing membuka kembali perbatasan pada bulan Januari.

Baca Juga : Diduga Terima Suap, Kepala BPKAD Banten Sarudin Ditahan Kejari, Begini Faktanya!

“Sejak awal tahun ini, ada orang-orang yang masih belum ditemukan dan belum dibebaskan atau dikirim kembali dengan penerbangan yang sama,” katanya.

Dia menambahkan bahwa para sarjana dan ahli semakin menyuarakan keprihatinannya tentang bepergian ke Tiongkok untuk menghadiri seminar atau pertemuan.

“Kami tentu saja berharap Tiongkok daratan akan memperbaiki lingkungan perjalanan mereka sesegera mungkin,” ungkapnya.

Pada bulan April, Li Yanhe, seorang penerbit kelahiran Tiongkok yang berbasis di Taiwan yang percetakannya telah menerbitkan buku-buku yang mengkritik Partai Komunis Tiongkok dilaporkan hilang saat ia mengunjungi Shanghai.

Beijing kemudian mengkonfirmasi bahwa Li telah ditempatkan di bawah investigasi karena membahayakan keamanan nasional.

Sejak tahun 2016, Taiwan telah mengalami penurunan tajam dalam hal kunjungan wisatawan dari Tiongkok setelah Presiden Tsai Ing-wen, yang menolak klaim Tiongkok atas pulau tersebut.  *

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *