Korban Penembakan di Sekolah Graz Austria Bertambah Jadi 11 Orang

Graz
Ilustrasi.

DINEWS.ID – Seorang mantan siswa berusia 21 tahun menembak mati 10 orang di sebuah sekolah menengah di Graz, Austria, Selasa (10/6/2025). Pelaku kemudian ditemukan tewas bunuh diri di kamar mandi sekolah, menjadikan total korban meninggal sebanyak 11 orang, termasuk tersangka.

Penembakan terjadi sekitar pukul 10.00 waktu setempat di sebuah sekolah menengah di bagian barat laut kota Graz. Seorang korban dewasa yang sebelumnya mengalami luka parah meninggal dunia pada Selasa malam, menambah jumlah korban tewas.

Menteri Dalam Negeri Austria, Gerhard Karner, menyatakan enam korban adalah perempuan dan tiga lainnya laki-laki, dengan rentang usia antara 14 hingga 18 tahun.

“Sebanyak 12 siswa lainnya luka-luka, beberapa di antaranya dalam kondisi serius,” kata Karner dalam konferensi pers.

Pelaku diketahui merupakan mantan siswa sekolah tersebut yang tidak menyelesaikan pendidikannya. Ia membawa senapan dan pistol untuk melancarkan aksinya, lalu menembak dirinya sendiri setelah melakukan pembunuhan massal.

Polisi menyatakan tersangka bertindak seorang diri dan memperoleh senjata secara legal.

Dalam unggahan di media sosial, Kanselir Austria Christian Stocker menyampaikan duka mendalam dan mengumumkan masa berkabung nasional selama tiga hari.

“Tidak ada kata-kata untuk menggambarkan rasa sakit dan duka,” tulisnya.

Salah satu korban merupakan siswa berkewarganegaraan Prancis berusia 17 tahun. Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Noël Barrot, menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban.

“Kami berduka bersama mereka yang kehilangan orang tercinta,” ujar Barrot.

Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, turut mengomentari tragedi ini.

“Sulit untuk menanggung ketika sekolah menjadi tempat kematian dan kekerasan,” katanya.

Menurut data tahun 2021, tingkat pembunuhan menggunakan senjata api di Austria hanya 0,1 per 100.000 penduduk, jauh di bawah angka Amerika Serikat yang mencapai 4,5. Namun, tingkat kepemilikan senjata di kalangan sipil tergolong tinggi, yakni sekitar 30 senjata untuk setiap 100 warga.

Polisi menyatakan bahwa pelaku menargetkan dua ruang kelas, salah satunya merupakan kelas tempat ia dulu belajar. Dalam penggeledahan di rumah tersangka, penyidik menemukan surat perpisahan yang ditujukan kepada orang tuanya. Hingga kini, motif pasti penembakan belum diketahui.

Surat kabar Salzburger Nachrichten melaporkan bahwa pelaku diduga pernah menjadi korban perundungan semasa sekolah, namun informasi ini belum diverifikasi secara independen.

Sebanyak 350 siswa berada di sekolah saat kejadian dan banyak keluarga menunggu kabar dengan cemas. Tragedi ini disebut sebagai penembakan massal paling mematikan dalam sejarah modern Austria.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *