Kesalahan Pengemudi Bisa Bikin Transmisi AT Konvensional Cepat Rusak

Transmisi
Ilustrasi.

DINEWS.IDTransmisi otomatis (AT) konvensional masih banyak digunakan pada mobil-mobil modern berkat daya tahannya dan kemudahan perawatan. Namun, kerusakan tetap bisa terjadi jika pengemudi abai terhadap perawatan atau melakukan kesalahan saat berkendara.

Arif Suasono Ariyadi, pemilik bengkel spesialis Nissan Datsun Kebat Motors Bintaro, Tangerang Selatan, menjelaskan bahwa AT konvensional dapat memiliki usia pakai yang panjang asalkan dirawat dengan benar.

“Perhatikan kualitas oli transmisi, jangan sampai telat diganti. Kotoran bisa menghambat aliran oli dan berakibat fatal pada komponen dan performa,” ujar Arif kepada wartawan, Kamis (19/6/2025).

Menurutnya, aliran oli yang tersumbat dapat menyebabkan perpindahan gigi terasa kasar, selip, hingga mempercepat keausan kopling. Ia menyarankan penggantian oli setiap 25.000 kilometer, terutama untuk mobil yang sering menghadapi lalu lintas padat atau membawa beban berat.

“Kebiasaan yang salah seperti menunda penggantian oli saat mobil sering kerja berat dapat memicu kerusakan komponen,” tambahnya.

Selain itu, Arif mengingatkan pentingnya memastikan sistem pendingin kendaraan berfungsi optimal untuk mencegah overheating yang dapat merusak komponen transmisi. Penambahan oil cooler juga disarankan untuk menjaga suhu oli tetap rendah.

Ia juga mengimbau pengemudi agar membiasakan menghentikan kendaraan sepenuhnya sebelum memindahkan tuas transmisi dari posisi D ke R, serta menetralkan transmisi saat berhenti lama, seperti di lampu merah.

Sementara itu, Aji, Foreman bengkel Aha Motor Yogyakarta, menambahkan pentingnya memilih jenis oli transmisi yang sesuai.

“Bedakan oli untuk CVT, AT konvensional, dan DCT. Setiap jenis dan generasi transmisi punya rekomendasi oli berbeda. Jika salah pilih, bisa membuat komponen cepat aus,” ujarnya. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *