DINEWS.ID – Pemerintah tengah menyiapkan skema khusus penyaluran Kredit Pemilikan Rumah subsidi bagi para asisten rumah tangga (ART), guna memastikan mereka yang bekerja di sektor informal tetap memiliki kesempatan untuk memiliki hunian layak.
“Untuk segmen pekerjaan nonformal, seperti ART, memang diperlukan pendekatan khusus. Mulai dari sosialisasi produknya apakah mereka bisa berpartisipasi dalam program FLPP saat ini hingga komunikasi dengan bank penyalur terkait skema inovatif yang dapat diterapkan,” ujar Komisioner Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera), Heru Pudyo Nugroho, Kamis (22/5/2025).
Heru menjelaskan, pihaknya telah menggandeng BPJS Ketenagakerjaan guna memperkuat proses verifikasi dan sosialisasi program ini. ART yang terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan akan menjadi prioritas dalam penyaluran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
“Kami sudah bekerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan. ART yang telah terdaftar di BPJS TK menjadi dasar utama kami dalam memprioritaskan penawaran KPR FLPP,” katanya.
Kemampuan ART dalam membayar iuran BPJS juga akan menjadi salah satu indikator kelayakan kredit yang dinilai pihak bank. Hal ini dinilai dapat menggantikan absennya dokumen seperti slip gaji.
“Jika mereka lancar dalam membayar iuran BPJS TK maupun BPJS Kesehatan, itu bisa menjadi indikator kepercayaan bagi bank. Nantinya, perbankan juga akan melakukan analisis terhadap kemampuan angsuran mereka,” jelasnya.
Heru menambahkan, tidak ada keharusan bagi ART untuk memiliki tabungan selama tiga bulan berturut-turut sebagai syarat pengajuan. Ia menegaskan bahwa penilaian kelayakan kredit tetap mengacu pada standar analisis bank.
“Yang penting dilihat dahulu kelayakannya. Dari sisi perbankan ada kriteria, seperti karakter, kapasitas, dan jaminan. Kalau aspek 5C-nya memenuhi, menurut analisa bank, meski tidak menabung 3 bulan, pengajuan bisa disetujui,” tandasnya.







