DINEWS.ID – Kementerian Koperasi (Kemenkop) dan UKM bekerja sama dengan Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) serta platform digital MPStore resmi meluncurkan Program Digitalisasi Pasar Tradisional Berbasis Artificial Intelligence (AI).
Inisiatif ini menjadi bagian dari langkah nyata pemerintah dalam memperluas digitalisasi sektor UMKM, khususnya bagi pedagang pasar tradisional.
Menteri Koperasi dan UKM, Maman Abdurahman, menyoroti citra pasar tradisional yang kerap dianggap kumuh dan jauh dari sentuhan teknologi modern. Padahal, menurutnya, pasar tradisional memiliki posisi vital sebagai penggerak ekonomi masyarakat.
“Pasar tradisional sering dicap sebagai tempat yang ketinggalan zaman. Padahal di sinilah denyut ekonomi rakyat berputar. Maka, diperlukan terobosan melalui teknologi digital agar transaksi di pasar bisa lebih efisien dan adaptif dengan zaman,” ujar Maman saat peluncuran program di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (28/5/2025).
Dengan adanya program digitalisasi berbasis AI ini, transaksi jual beli di pasar tradisional kini bisa dilakukan secara cashless. Namun, Maman menegaskan bahwa digitalisasi tidak dimaksudkan untuk menggantikan sistem transaksi konvensional, melainkan untuk melengkapi dan memperluas pola dagang para pelaku pasar.
“Saya tidak meminta pedagang meninggalkan cara lama, tapi menambahkan cara baru agar omzet mereka meningkat. Dengan platform digital, kita bisa tingkatkan potensi omzet bahkan dua kali lipat,” ungkapnya.
Berdasarkan data BPS, terdapat sekitar 17.443 pasar tradisional di Indonesia pada 2024. Melalui integrasi ke dalam ekosistem digital, para pedagang pasar diharapkan bisa meningkatkan daya saing dan memperluas pangsa pasar mereka.
Maman juga menyebut pihaknya tengah mengembangkan Super Apps bernama SAPA UMKM, yang akan menjadi wadah terintegrasi untuk transaksi, promosi, hingga akses rantai pasok global.
“Peluncuran program ini adalah bagian dari proses integrasi menuju SAPA UMKM. Semua UMKM nantinya akan terhubung dalam satu platform besar yang memudahkan mereka berkembang,” jelasnya.
Ia berharap digitalisasi dapat membuat bisnis para pedagang pasar lebih efektif dan efisien, sekaligus membuka peluang kerja baru.
“Digitalisasi bukan hanya soal peningkatan omzet, tapi juga menciptakan lapangan kerja baru yang relevan dengan zaman,” kata Maman.
Dukungan terhadap program ini juga datang dari Ketua Umum IKAPPI, Abdullah Mansuri. Ia mengungkapkan bahwa lesunya daya beli masyarakat membuat omzet pedagang turun hingga 50%. Oleh karenanya, digitalisasi menjadi salah satu jalan keluar yang diyakini mampu membangkitkan kembali geliat pasar tradisional.
“Kami menyambut baik langkah Kementerian UMKM. Ini adalah bentuk ikhtiar bersama untuk mengembalikan keramaian pasar lewat digitalisasi dan cara-cara baru,” kata Abdullah.
Sementara itu, Utusan Khusus Presiden Bidang UMKM, Ekonomi Kreatif dan Digital, Ahmad Ridha Sabana menekankan bahwa digitalisasi adalah keniscayaan yang harus dihadapi.
“Pemerintah sudah menyediakan infrastruktur teknologi seperti QRIS yang memudahkan transaksi digital. Sekarang tinggal bagaimana para pelaku usaha bisa menyesuaikan diri,” tegas Ridha.







